22/11/15

Pendekatan, Metode dan Tipe Penelitian Menurut Para Ahli

Pendekatan, Metode dan Tipe Penelitian Menurut Para Ahli - Pendekatan penelitian meliputi pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Kedua pendekatan tersebut sangatlah mempengaruhi apa yang menjadi tipe dan metode penelitiannya. Pendekatan kualitatif dapat menggunakan tipe penelitian deskriptif dan eksploratif. Pendekatan kuantitatif bisa menggunakan tipe penelitian eksplanatif, deskriptif, prediktif dan evaluatif. Sedangkan metode yang dipergunakan meliputi analisa isi, survei, study kasus, analisa jaringan, audit komunikasi/humas, analisa wacana/semiotik, eksperimen, framing analisis serta metode lainnya yang muncul sebagai trend saat ini semacam fenomenologi, etnografi, dll. Namun metode tersebut untuk tahap S1 jarang dipergunakan, karena kerangka berpikirnya haruslah komprehensif.

1. Unit Analisis
Penelitian yang menggunakan siswa yang sifatnya umum sebagai unit analisis, dapat mengambil banyak subjek penelitian karena mereka cukup mengambil satu atau dua kelas siswa dari sesuatu sekolahan tanpa harus direpotkan mengunjungi banyak tempat. Berbeda dengan peneliti yang mengunakan sekolah khusus, mungkin hanya mengambil beberapa subjek penelitian saja karena subjeknya tergolong ‘langka’.

2. Pendekatan atau model penelitian
Penelitian yang sifatnya survei akan mengunakan subjek penelitian yang cukup banyak, sedangkan penelitian eksperimen, mungkin cukup menggunakan subjek penelitian sedikit saja.

3. Banyaknya karakteristik khusus yang ada pada populasi
Dalam menentukan besarnya sampel penelitian, peneliti mau tidak mau harus mencoba mengidentifikasi variasi ciri-ciri yang ada dalam populasi. Untuk memperjelas peryataan ini dapat kiranya disajikan contoh berbagai keadaan populasi dengan variasi.

Kelompok A, level I manajemen terdiri dari 40 orang, semua perempuan semua anak pegawai negeri. Kelompok B, level I produksi terdiri dari 40 orang perempuan dan laki-laki, semua anak pegawai negeri. Kelompok C, level I marketing terdiri dari 40 orang laki-laki dan perempuan, berasal dari keluarga petani, pedagang, anggota ABRI dan pegawai negeri.

4. Keterbatasan penelitian
Disebabkan karena tersedianya waktu, dana dan tenaga yang terbatas, mungkin saja peneliti terpaksa membatasi jumlah subyek penelitian yang diambil yakni melaksanakan penelitian sampel, yaitu menggunakan sebagai dari populasi sebagai subjek penelitian.

Berapakah besarnya sampel yang sebaiknya diambil dalam penelitian? Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semakin besar sampel penelitian, hasil yang diperoleh akan menjadi semakin baik karena dalam sampel yang besar akan lebih tercermin gambaran hasil yang lebih nyata. Pada umumnya orang berpendapat bahwa tiga puluh subjek penelitian merupakan batas antara sampel kecil dan sampel besar. Tiga puluh atau kurang bisa dikatakan sebagai sampel kecil sedangkan lebih besar dari tiga puluh merupakan sampel besar.

Pendekatan, Metode dan Tipe Penelitian Menurut Para Ahli_
image source: pinterest.com

Didalam menentukan sampel, peneliti hendaknya selalu ingat akan batasan pengertian tentang subyek penelitian, responden penelitian dan sumber data yang telah diterapkan pada bagian terdahulu. Apabila peneliti berpikir tentang teknik pengumpulan data, maka yang harus diperhatikan adalah pengertian responden. Jika mereka akan menggunakan angket, responden yang dapat diambil cukup banyak. Dalam pemikiran lain, jika penelitian akan menggunakan wawancara, tentu responden yang diambil tidak dapat banyak karena wawancara merupakan data yang dapat dikatakan ‘elit’ karena memerlukan banyak waktu dan tenaga. Demikian juga jika peneliti akan menggunakan teknik pengamanan. Untuk munggunakan teknik ini diperlukan keterampilan khusus bagi pelaksanaannya.

Ada beberapa rumus yang dapat digunakan oleh peneliti untuk menentukan jumlah anggota sampel. Sebagai ancer-ancer, jika peneliti mempunyai beberapa ratus subjek dalam populasi, mereka dapat menentukan kurang lebih 25-30 % dari jumlah subjek tersebut. Jika jumlah anggota subjek dalam populasi hanya meliputi antara 100 hingga 150 orang, dan dalam pengumpulan data peneliti menggunakan angket, sebaiknya subjek sejumlah ini diambil seluruhnya. Akan tetapi apabila peneliti menggunakan teknik wawancara (interview) atau pengamatan (observasi), jumlah tersebut dapat dikurangi menurut teknik pengambilan sampel sesuai dengan kemampuan peneliti.

Subjek penelitian, responden penelitian dan sumber data merupakan tiga hal yang mempunyai pengertian berbeda-beda. Subjek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat variabel penelitian melekat. Responden adalah orang yang dapat memberikan jawaban atau keterangan tentang variabel. Sumber data adalah tempat, orang atau benda dimana peneliti dapat mengamati, bertanya atau membaca tentang hal-hal yang berkenaan dengan variabel yang diteliti. Sumber data secara garis besar dapat dibedakan atas: orang (person), tempat (place), dan kertas atau dokumen (paper).

Untuk menentukan besarnya sampel, peneliti harus memahami pengertian “unit analisis” Yang dimaksud dengan unit analisis adalah satuan yang menunjuk pada subjek penelitian. Unit analisis merupakan satu faktor yang dipertimbangkan oleh peneliti dalam menentukan besarnya sampel di samping pendekatan, ciri-ciri khusus yang ada pada populasi dan keterbatasan yang ada pada peneliti. Adanya ciri-ciri atau jenis kelompok pada populasi, menentukan teknik pengambilan sampel yang kemungkinannya adalah: sampling acak (random), sampling kelompok (cluster), sampling berstata (stratified), sampling wilayah (area), sampling berimbang (proportional) dan sampling kembar (double). Disamping itu ada teknik sampling yang kurang dapat dipertanggung jawabkan yang dikenal dengan sampling kebetulan. Dengan teknik ini peneliti hanya mengambil subjek yang secara kebetulan dapat dijumpai.

MENYALURKAN SENSUS

Tidak semua publik yang luas dapat dijadkan sampel. Sensus adalah kumpulan informasi dari semua anggota populasi. Untuk menyalurkan sensus, kita membutuhkan identifikasi semua orang atau artikel yang membuat informasi. Unit yang membentuk populasi didefinisikan sebagai elemen sampel. Daftar dari semua elemen sampel didefinisikan sebagai sampling frame.

Sampling frames

Sampling frame biasanya tidak lengkap. Sehingga kita harus membuat sebuah penilaian tentang kelengkapan dan keakuratan tiap sampling frame yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang publik, media placement, dan lain sebagainya. Secara teknik, sampling frame didefinisikan sebagi studi publik aktual. Perbedaan antara studi umum yang ideal dengan populasi aktual didefinisikan oleh sampling frame mungkin tidak terlalu penting. Hal ini adalah masalah pertimbangan nilai, yang didasarkan tujuan riset. Bila pembedaan ini penting, maka kita mencari sampel yang aktual dan luas.

Keuntungan dari sensus

Keuntungan menggunakan sensus dalam target publik adalah mudah. Kita mendapatkan informasi yang pasti tentang seluruh populasi, dari pada harus membuat estimasi tentang populasi berdasarkan sampel. Tentunya hal ini dapat terjadi bila sensus lengkap, artikelnya juga lengkap dan seluruh pegawai dalam populasi dipelajari maka presentasenya secara tepat dideskripsikan – tidak perlu estimasi. Tetapi jarang sekali sebuh sensus 100 persen sukses. Karena kemungkinan terjadi kesalahan dalam proses pengumpulan artikel. Kerugian dari menggunakan sensus mempengaruhi pengambilan sampel yang mendasari riset.

Sumber bias

Bila sebuah sensus mengumpulkan informasi kurang dari 100 persen dari populasi atau umum, kesalahan informasi adalah bentuk umum bias. Kita tidak dapat yakin bahwa elemen kesalahan adalah serupa dengan elemen yang masuk dalam sensus. Bila elemen kesalahannya sedikit, maka potensi biasnya kecil, demikian pula sebaliknya. Untuk mempelajari elemen kesalahan dalam sebuah sensus atau sampel riset ada beberapa pertanyaan yang harus kita terima yaitu: apakah orang-orang yang tidak mengisi questioner tidak tertarik dengan newsletter? Apakah orang yang tidak berpartisipasi dalam riset tentang newsletter kelihatan lebih baik dari realitas dalam assembly line? Kerugian riset sensus adalah dalam hal waktu dan biaya. Seperti jumlah populasi atau umum yang meningkat, maka biaya pengumpulan informasi meningkat secara proporsional. Riset membutuhkan waktu lama agar lengkap dan biasanya waktunya tidak tersedia. Seperti jumlah target publik atau media placement yang meningkat, sampel memberikan pengganti efisien bagi riset sensus. Sampel memungkinkan kita membuat estimasi atau klaim pengetahuan tentang seluruh populasi, didasarkan pada informasi yang dikumpulkan dari populasi.

Pengambilan sampel dan klaim pengetahuan

Mungkin kita memutuskan untuk tidak mengumpulkan informasi dari tiap anggota target publik, atau menganalisa setiap artikel koran dalam kumpulan file. Ini berarti kita harus memutuskan bagaimana mempelajari beberapa anggota target publik (atau beberapa artikel koran dalam kumpulan file) dengan tujuan untuk membuat klaim pengetahuan tentang seluruh populasi. Klaim pengetahuan adalah sebuah pernyataan yang mendeskripsikan seluruh populasi tapi didasarkan pada informasi yang diperoleh hanya dari sampel atau subset populasi. Klaim pengetahuan yang dapat dipercaya tentang populasi adalah sangat tergantung dari tipe strategi pengambilan sampel yang digunakan. Ada dua kategori strategi pengambilan sampel:
  1. Non probability sampling stategies. Teknis pengambilan sampel ini memungkinkan kita membatasi dan memungkinkan bias pemahaman populasi darimana mereka diperoleh. Strategi ini berguna untuk mengadakan riset eksploratori.
  2. Probability sampling techniques. Teknik ini memungkinkan kita untuk menggunakan teori kemungkinan untuk membuat klaim pengetahuan yang tepat tentang seluruh populasi, didasarkan pada sampel yang diambil dari populasi.

NON PROBABILITY SAMPLING

Teknik Non probability sampling harus dihindari bila kita akan mendeskripsikan sebuah publik, dimana sebuah sampel representatif digunakan. Teknik ini sangat berguna dalam riset eksploratori dimana praktisi melakukan sebelum launching sebuah studi. Sampel non probability adalah satu dimana kemungkinan penyeleksian elemen sampel tidak diketahui. Ketidaktahuan kerepresentatifan sampel dan kualitas yang rendah pada klaim pengetahuan tentang populasi adalah kelemahan dari teknik pengambilan sampel non probability. Dengan kata lain, sampel yang baru saja dideskripsikan dengan mudah dan mudah didapatkan. Membutuhkan sedikit usaha, tidak mahal, cepat didesain.

Pengambilan sampel non probability secara tepat

Sampel non probability berguna dalam mendeteksi permasalahan yang potensial, pendahuluan yang tepat pengambilan sampel dan riset, membantu langkah kegiatan riset dalam menilai permasalahan potensial secara tepat dan dapat dipercaya.

Kesalahan pengambilan sampel non probability

Penggunaan non probability sampel mendorong kesalahan diagnosa permasalahan PR dan ketidakpercayaan dan kesalahan penilaian dampak program. Kita harus menghindari pengambilan sampel non probability bila mengestimasi seluruh publik yang digunakan sample

Daftar Pustaka
  1. Griffin, Em. 1991. A First Look at Communication Theory. New York: McGraw-Hill
  2. Sendjaja, Sasa Djuarsa, 1993. Teori Komunikasi, Jakarta: Univ. Terbuka
  3. Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar
  4. Littlejohn, Stephen, 1996, Theories of Human Communication. Wadsworth Publishing Company Inc Belmont

Sekian artikel tentang Pendekatan, Metode dan Tipe Penelitian Menurut Para Ahli.

Related Posts

Pendekatan, Metode dan Tipe Penelitian Menurut Para Ahli
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email